Ini ketika saya mengikuti
UKT (Ujian Kenaikan Tingkat). Saat itu untuk pertama kalinya saya mengikuti
jurit malam walaupun sebenarnya ini untuk yang kedua, ini terjadi karena pada
saat saya masih kelas VII semester 2 saya tidak mengikuti latihan selama ±3
bulan. Itu salah saya karena pada saat itu saya sibuk dengan kegiatan saya dan
teman-teman saya. Padahal saya sudah mendapat formulir dan tinggal mengisi
saja, tetapi saya sadar tidak mungkin saya ikut karena banyak teknik yang
ketinggalan dan tidak mungkin dalam 1 minggu saya melatih teknik itu.
Kembali ke jurit malam
pertama saya, pada saat itu bulan September
pelatih silat di smp saat ini yang bernama Pak Taufik berkata bahwa UKT
akan dilaksanakan pada bulan November dan akan ada jurit malam. Karena di smp
saya dan beberapa anggota lain disuruh untuk megajar adik-adik silat yang baru
agar mereka bisa mengikuti UKT ini, maka di smp saya tidak melatih teknik pada
tingkatan saya melainkan membantu adik-adik silat yang masih baru agar mereka
bisa. Tetapi, saya tetap melatih teknik saya di padepokan silat saya di komplek
Krakatau. Pada saat bulan Oktober akhir Pak Taufik mulai membagikan formulir
UKT, awalnya saya takut mengikuti UKT ini karena saya belum pernah mengikuti jurit
malam sebelumnya. Setelah berpikir sangat lama saya pun mengisi formulir dan
mengikuti UKT ini. 1 minggu sebelum UKT saya dan anggota silat lain latihan
setiap hari.
Akhirnya, saat yang
ditunggu pun tiba yaitu tanggal 26 November. Acara nya dimulai pukul 19.30 WIB,
saya sedikit terlambat waktu itu. Pada saat itu saya dan anggota silat lain
berkenalan dengan orang-orang yang mengikuti UKT dari unit lain di Duri.
Awalnya kami yang sabuk merah mengikuti ujian yang pertama yaitu uji tulis
seperti ujian di sekolah tapi ujian ini mengarah kepada sejarah Perisai Diri,
kapan terbentuknya, siapa pendirinya, dan lain-lain. Setelah itu jurit malam
nya pun dimulai, pertama nya kami diberi pasangan, waktu itu saya mendappat
pasangan dari unit yang sama dia bernama delima. Pada saat itu hari hujan lebat
dan tampaknya tidak akan berhenti. Awalnya kami jalan dari padepokan menuju
daerah dekat lapangan golf di komplek sibayak di simpang jalan dekat wisma itu
pos pertama, lalu kami belok kanan dan lari untuk menuju pos kedua, lalu kami
lari lagi untuk menuju pos ketiga pada saat menuju pos ketiga jalanan sangat
gelap, dari pos 3 kami menuju pos keempat disitu kami berhenti, kami dibentak
oleh bang Genta, itu hanya untuk melatih mental kami agar di dalam diri kami
tumbuh mental yang kuat, setelah itu kami berlari lagi menuju pos kelima lebih
tepatnya di Masjid Ushuluddin di lapangannya, untuk menuju lapangan itu kami
berdua harus merayap dalam kondisi masih hujan kami dites teknik oleh Pak Wasis
dan di tes fisik oleh Pak Adri. Saat akan menuju pos keenam saya kehilangan
Delima karena dia selesai duluan saat di tes, dan kami bertemu di dekat menara
Masjid Ushuluddin lalu kami bertemu lagi untuk menuju pos keenam, dari pos 6
kami menuju pos terakhir lebih tepatnya kembali lagi ke padepokan. Di padepokan
kami disuruh lari sekitar 4 keliling dan saat itu masih hujan setelah lari kami
dibolehkan istirahat sebentar dan minum sedikit. Setelah istirahat kami disuruh
merayap lagi saat itu rumputnya basah dan licin ditambah lagi merayap nya
sampai ujung lapangan setelah mencapai ujung lapangan kami menggulung dari
ujung lapangan tadi ke tengah lapangan. Di tengah lapangan saya ditendang dan
dipukul dari depan dan belakang, sekali lagi ini untuk melatih mental. Lalu
kami diberi penerangan tentang orangtua agar kami menghargai mereka selagi
masih hidup jangan pernah membuat mereka kecewa. Setelah itu mata kami ditutup
dan dituntun oleh 1 orang pelatih tiap kelompoknya, kami berjalan sambil
memegang bahu kawan lalu kami latihan teknik sambil menutup mata dan tidak
boleh sampai menabrak kawan. Setelah itu kami akhirnya dipisahkan menurut
tingkatan untuk dites oleh para penguji saat itu sudah pukul 00.00 dan hujan
mulai reda tetapi kami ujian diluar ruangan dan jauh dari padepokan sehingga
rata-rata kami semua menggigil karena semua udah basah dan sangat susah
melakukan gerakan karena baju dan celana basah ditambah lagi tempatnya yang
licin. Setelah selesai di tes teknik nya saya dan kak dea kembali ke padepokan
berdua dan itu suda sekitar pukul 03.00 WIB. Saya diberi makanan, setelah makan
saya pun ganti baju agar tidak masuk angin dan fisik saya tetap kuat, saya pun
disuruh tidur bersama anggota silat yang lain agar tidak ngantuk paginya.
Sayangnya saya dan beberapa anggota lainnya tidak bisa tidur seperti Widya,
Riska, dan Kak Dea, awalnya kami main hp rupanya ketahuan sama Pak Taufik.
Setelah semuanya sudah tidur kami pun main hp lagi ketika Pak Taufik datang kami
sembunyikan hp dan pura-pura tidur. Tiba-tiba kejahilan kami pun tiba, saya
merekam mereka yang sedang tidur. Sekitar pukul 03.30 WIB kami berencana agar
tidak tidur tetapi pada akhirnya kami tidur juga. Pada saat pukul 05.00 WIB
kami dibangunkan oleh Buk Wajinah untuk shalat dan ganti baju. Pada saat bangun
tidur saya langsung ke kamar mandi untuk gosok gigi dan ganti baju lalu
mengambil wudhu, lalu saya pun shalat subuh dan membaca Al-Qur’an. Setelah itu
saya pun pergi keluar untuk menghirup udara segar dan bertemu dengan anggota
silat yang laki-laki diluar. Saya pun memakan cemilan bersama mereka. Pada saat
sudah pukul 07.00 WIB kami pun berkumpul di lapangan untuk sarapan, pagi itu
ada anggota silat yang masih kecil untuk mengikuti UKT bersama kami dan total
yang ikut UKT menjadi sekitar 120 orang. Kami pun kembali pada penguji yang
menguji kami pada malam itu, tidak banyak yang di tes pada saat itu saya hanya
fight dengan Kak Dea. Setelah selesai dites kami pun mengikuti tes fisik untuk
semuanya, awalnya disuruh merayap, lalu jalan jongkok dan disuruh merayap lagi
di lumpur setelah merayap di lumpur muka kami dikasih tepung lalu kami harus
meloncat lalu kami harus menggulung sekitar setengah lapangan. Dan itu
dilakukan berulang-ulang. Tidak sampai disitu kami yang sudah sabuk merah masih
di tes mental nya, kami ditendang, dipukul, dibentak sampai kami menangis, pada
saat itu ada beberapa orang yang menangis. Akhirnya acara nya pun hampir
selesai, tinggal pengunguman kelulusan. Setelah menunggu agak lama akhirnya
diumumkan lah siapa yang lulus dan Alhamdulillah saya lulus. Setelah makan
siang saya pun pulang dan saya sampai di rumah sekitar pukul 14.00 WIB.
Sesampainya dirumah saya langsung mencuci baju dan celana saya karena sangat
kotor.
Itulah pengalaman jurit malam pertama saya.

