Selasa, 21 Februari 2017

Pengalaman


Ini ketika saya mengikuti UKT (Ujian Kenaikan Tingkat). Saat itu untuk pertama kalinya saya mengikuti jurit malam walaupun sebenarnya ini untuk yang kedua, ini terjadi karena pada saat saya masih kelas VII semester 2 saya tidak mengikuti latihan selama ±3 bulan. Itu salah saya karena pada saat itu saya sibuk dengan kegiatan saya dan teman-teman saya. Padahal saya sudah mendapat formulir dan tinggal mengisi saja, tetapi saya sadar tidak mungkin saya ikut karena banyak teknik yang ketinggalan dan tidak mungkin dalam 1 minggu saya melatih teknik itu.
Kembali ke jurit malam pertama saya, pada saat itu bulan September  pelatih silat di smp saat ini yang bernama Pak Taufik berkata bahwa UKT akan dilaksanakan pada bulan November dan akan ada jurit malam. Karena di smp saya dan beberapa anggota lain disuruh untuk megajar adik-adik silat yang baru agar mereka bisa mengikuti UKT ini, maka di smp saya tidak melatih teknik pada tingkatan saya melainkan membantu adik-adik silat yang masih baru agar mereka bisa. Tetapi, saya tetap melatih teknik saya di padepokan silat saya di komplek Krakatau. Pada saat bulan Oktober akhir Pak Taufik mulai membagikan formulir UKT, awalnya saya takut mengikuti UKT ini karena saya belum pernah mengikuti jurit malam sebelumnya. Setelah berpikir sangat lama saya pun mengisi formulir dan mengikuti UKT ini. 1 minggu sebelum UKT saya dan anggota silat lain latihan setiap hari.
Akhirnya, saat yang ditunggu pun tiba yaitu tanggal 26 November. Acara nya dimulai pukul 19.30 WIB, saya sedikit terlambat waktu itu. Pada saat itu saya dan anggota silat lain berkenalan dengan orang-orang yang mengikuti UKT dari unit lain di Duri. Awalnya kami yang sabuk merah mengikuti ujian yang pertama yaitu uji tulis seperti ujian di sekolah tapi ujian ini mengarah kepada sejarah Perisai Diri, kapan terbentuknya, siapa pendirinya, dan lain-lain. Setelah itu jurit malam nya pun dimulai, pertama nya kami diberi pasangan, waktu itu saya mendappat pasangan dari unit yang sama dia bernama delima. Pada saat itu hari hujan lebat dan tampaknya tidak akan berhenti. Awalnya kami jalan dari padepokan menuju daerah dekat lapangan golf di komplek sibayak di simpang jalan dekat wisma itu pos pertama, lalu kami belok kanan dan lari untuk menuju pos kedua, lalu kami lari lagi untuk menuju pos ketiga pada saat menuju pos ketiga jalanan sangat gelap, dari pos 3 kami menuju pos keempat disitu kami berhenti, kami dibentak oleh bang Genta, itu hanya untuk melatih mental kami agar di dalam diri kami tumbuh mental yang kuat, setelah itu kami berlari lagi menuju pos kelima lebih tepatnya di Masjid Ushuluddin di lapangannya, untuk menuju lapangan itu kami berdua harus merayap dalam kondisi masih hujan kami dites teknik oleh Pak Wasis dan di tes fisik oleh Pak Adri. Saat akan menuju pos keenam saya kehilangan Delima karena dia selesai duluan saat di tes, dan kami bertemu di dekat menara Masjid Ushuluddin lalu kami bertemu lagi untuk menuju pos keenam, dari pos 6 kami menuju pos terakhir lebih tepatnya kembali lagi ke padepokan. Di padepokan kami disuruh lari sekitar 4 keliling dan saat itu masih hujan setelah lari kami dibolehkan istirahat sebentar dan minum sedikit. Setelah istirahat kami disuruh merayap lagi saat itu rumputnya basah dan licin ditambah lagi merayap nya sampai ujung lapangan setelah mencapai ujung lapangan kami menggulung dari ujung lapangan tadi ke tengah lapangan. Di tengah lapangan saya ditendang dan dipukul dari depan dan belakang, sekali lagi ini untuk melatih mental. Lalu kami diberi penerangan tentang orangtua agar kami menghargai mereka selagi masih hidup jangan pernah membuat mereka kecewa. Setelah itu mata kami ditutup dan dituntun oleh 1 orang pelatih tiap kelompoknya, kami berjalan sambil memegang bahu kawan lalu kami latihan teknik sambil menutup mata dan tidak boleh sampai menabrak kawan. Setelah itu kami akhirnya dipisahkan menurut tingkatan untuk dites oleh para penguji saat itu sudah pukul 00.00 dan hujan mulai reda tetapi kami ujian diluar ruangan dan jauh dari padepokan sehingga rata-rata kami semua menggigil karena semua udah basah dan sangat susah melakukan gerakan karena baju dan celana basah ditambah lagi tempatnya yang licin. Setelah selesai di tes teknik nya saya dan kak dea kembali ke padepokan berdua dan itu suda sekitar pukul 03.00 WIB. Saya diberi makanan, setelah makan saya pun ganti baju agar tidak masuk angin dan fisik saya tetap kuat, saya pun disuruh tidur bersama anggota silat yang lain agar tidak ngantuk paginya. Sayangnya saya dan beberapa anggota lainnya tidak bisa tidur seperti Widya, Riska, dan Kak Dea, awalnya kami main hp rupanya ketahuan sama Pak Taufik. Setelah semuanya sudah tidur kami pun main hp lagi ketika Pak Taufik datang kami sembunyikan hp dan pura-pura tidur. Tiba-tiba kejahilan kami pun tiba, saya merekam mereka yang sedang tidur. Sekitar pukul 03.30 WIB kami berencana agar tidak tidur tetapi pada akhirnya kami tidur juga. Pada saat pukul 05.00 WIB kami dibangunkan oleh Buk Wajinah untuk shalat dan ganti baju. Pada saat bangun tidur saya langsung ke kamar mandi untuk gosok gigi dan ganti baju lalu mengambil wudhu, lalu saya pun shalat subuh dan membaca Al-Qur’an. Setelah itu saya pun pergi keluar untuk menghirup udara segar dan bertemu dengan anggota silat yang laki-laki diluar. Saya pun memakan cemilan bersama mereka. Pada saat sudah pukul 07.00 WIB kami pun berkumpul di lapangan untuk sarapan, pagi itu ada anggota silat yang masih kecil untuk mengikuti UKT bersama kami dan total yang ikut UKT menjadi sekitar 120 orang. Kami pun kembali pada penguji yang menguji kami pada malam itu, tidak banyak yang di tes pada saat itu saya hanya fight dengan Kak Dea. Setelah selesai dites kami pun mengikuti tes fisik untuk semuanya, awalnya disuruh merayap, lalu jalan jongkok dan disuruh merayap lagi di lumpur setelah merayap di lumpur muka kami dikasih tepung lalu kami harus meloncat lalu kami harus menggulung sekitar setengah lapangan. Dan itu dilakukan berulang-ulang. Tidak sampai disitu kami yang sudah sabuk merah masih di tes mental nya, kami ditendang, dipukul, dibentak sampai kami menangis, pada saat itu ada beberapa orang yang menangis. Akhirnya acara nya pun hampir selesai, tinggal pengunguman kelulusan. Setelah menunggu agak lama akhirnya diumumkan lah siapa yang lulus dan Alhamdulillah saya lulus. Setelah makan siang saya pun pulang dan saya sampai di rumah sekitar pukul 14.00 WIB. Sesampainya dirumah saya langsung mencuci baju dan celana saya karena sangat kotor.
Itulah pengalaman jurit malam pertama saya.

Pengalaman



Ini ketika saya baru masuk smp, saat itu saya memilih SMP N 1 MANDAU. Saat itu saya sekelas dengan 3 teman SD saya, yaitu Rauda, Nadia dan Asyfa. Pada waktu itu tepatnya bulan Agustus saya bilang ke ayah saya bahwa saya ingin sekali masuk silat, lalu saya mengajak Nadia dan Rauda dan kami tidak tau apakah di SMP N 1 MANDAU ada  silat. Awalnya saya ingin mengajak nadia ke perguruan silat yang ada di SMA N 2 MANDAU, tapi saat pulang sekolah saya melihat brosur pe silat Perisai Diri lalu saya bilang ke ayah saya dan ternyata itu silat yang pernah diikuti abang saya waktu smp.
Akhirnya saya, Nadia dan Rauda mengikuti latihan untuk pertama kalinya pada hari Rabu pukul 4 sore. Pada saat itu yang melatih kami adalh Pak Wasis, dia sangat baik dan lucu. Setelah 1 minggu latihan teman sekelas saya juga ingin megikuti silat itu mereka adalah Richa dan Annisa Azzahra.Setelah sekitar 2 minggu latihan Rauda dan Annisa keluar dan saya tidak mengetahui alasannya. Lalu lambat laun Nadia dan Richa keluar juga tanpa alasan.
Dan sampai sekarang saya masih mengikuti silat di Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri. Tidak terasa sudah ±3 tahun saya mengikuti kegiatan ini. Sudah banyak yang saya alami bersama anggota silat yang lain.
Itulah pengalaman saya bagaimana saya bisa megikuti silat Perisai Diri.

Cara Membuat Slime

Bahan dan alat yang dibutuhkan Air secukupnya Mangkuk untuk wadah Sendok sebagai alat aduk Lem Fox, Lem UHU atau Lem Povinal, lem b...